find this blog..

Rabu, 10 November 2010

pantai tinggi

Pantai Tanjung Tinggi

Wisata Bahari , Kab. Belitung

Pantai Tanjung Tinggi adalah pantai yang di apit oleh dua semenanjung. Pantai Tanjung Tinggi, yang berjarak lebih kurang 2 Km dari Pantai Tanjung Kelayang, merupakan sebuah pantai yang dapat melahirkan "misteri". Pengunjung seolah-olah berada dikawasan yang penuh dengan khayalan. Pantai ini berbentuk teluk kecil sepanjang lebih kurang 100 m, berpasir putih bersih dengan tebaran bebatuan granit yang tersusun indah. Di ujung bagian timur, terdapat tumpukan bebatuan yang salah satu celahnya membentuk sebuah "lorong" yang dapat dilalui. Udara di lorong batu itu sangat sejuk, serasa diruang berpendingin-udara. Di seberang pantai ini juga telah dibangun "The Villa Lor in Tanjung Tinggi" dengan fasilitas yang lengkap yang merupakan cikal bakal resort terbesar di Kepulauan Bangka Belitung.

danau tolire, Maluku

DANAU TOLIRE

Danau Tolire adalah danau yang terletak di Ternate, Maluku Utara. Danau yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Ternate ini, selain bentuknya unik juga memiliki cerita legenda yang menarik. Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung api tertingi di Maluku Utara. Danau itu sendiri terdiri dari dua buah. Masyarakat setempat menyebutnya Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Jarak antara keduanya hanya sekitar 200 meter.

Dari kedua danau ini, Danau Tolire Besar memiliki keunikan tersendiri. Danau ini menyerupai loyang raksasa. Dari pinggir atas hingga ke permukaan air danau dengan kedalaman sekitar 50 meter dan luas sekitar 5 hektare. Sementara kedalaman danau itu sendiri hingga kini tidak diketahui. Sampai saat ini belum ada yang mengukur kedalaman danau ini. Tetapi menurut cerita leluhur, kedalamannya berkilo-kilo meter dan berhubungan langsung dengan laut.

Air tawar di Danau Tolire Besar merupakan tempat tinggal bagi berbagai macam ikan. Namun, warga masyarakat setempat tidak ada yang berani menangkap ikanmandi di danau itu. Mereka meyakini bahwa danau yang airnya berwarna coklat kekuning-kuningan itu, dihuni oleh banyak buaya siluman. atau

Keunikan lain dari danau ini adalah kalau melempar sesuatu ke danau, bagaimana pun kuatnya lemparan dengan menggunakan batu atau benda lain, misalnya, tidak akan pernah menyentuh air danau. Padahal saat melempar dari pinggir atas danau, air danau terlihat berada di bawah kaki si pelempar. Barangkali mereka yang pertama kali berkunjung ke danau itu, tidak akan percaya dengan fakta itu.

Namun, mereka boleh mencoba melemparnya setelah membeli batu yang banyak dijual di pinggir danau seharga Rp 1.000 untuk lima biji batu. Sejauh ini tidak seorang pun mampu melemparkan batu-batu itu hingga menyentuh permukaan air danau.

Menurut warga masyarakat setempat, banyak harta karun tersimpan di dasar Danau Tolire Besar. Harta karun ini milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate abad ke-15. Masyarakat Ternate saat itu banyak membuang hartanya yang berharga ke dalam danau agar tak dirampas tentara Portugis.

Sejauh ini belum ada instansi atau pihak tertentu yang melakukan penyelidikan secara khusus atas kebenaran pengakuan masyarakat itu. Namun beberapa waktu lalu, seorang anggota Brimob dengan menggunakan sonar mendeteksi benda-benda yang ada di dasar danau. Hasilnya, terindikasi ada benda-benda logam berada di dasar danau.

Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Kampung ini kemudian dikutuk menjadi danau oleh penguasa alam semesta, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri.

Saat ayah dan anak gadisnya yang dihamilinya itu akan melarikan diri ke luar kampung, tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri anjlok dan berubah menjadi danau. Danau Tolire Besar dipercaya sebagai tempat si ayah. Sedangkan Danau Tolire Kecil diyakini sebagai tempat si gadis.

Untuk mengunjungi Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, tidaklah sulit. Untuk mencapai tempat itu hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Ternate, dengan menggunakan mobil carteran Rp 250.000 per hari, atau menyewa ojek sepeda motor dengan tarif Rp 10.000 per jam.

Saat mengunjungi Danau Tolire Besar, banyak obyek wisata lainnya yang bisa dinikmati, seperti keindahan panorama puncak Gunung Gamalama, sejumlah benteng peninggalan Portugis dan makan Sultan Babullah, Sultan Ternate yang paling terkenal - yang terdapat di jalan menuju danau tersebut.

Selain itu, wisatawan dapat pula menikmati keindahan pasir putih Pantai Sulamadaha, yang terletak hanya sekitar tiga kilometer dari Danau Tolire Besar. Dari sini, pengunjung juga bisa menyewa perahu untuk memancing ikan atau pergi menyelam menyaksikan keindahan panaroma bawah laut di sekitar pantai itu.

pantai raja ampat, Papua


Sejumlah turis tampak asyik bersantap dan mengobrol santai sambil memandang lepas ke arah laut yang didominasi warna biru, hijau, dan putih. Warna-warna itu muncul karena pengaruh dari hamparan terumbu karang di dasar laut yang dangkal maupun dalam. Mereka sedang menikmati makan siang di Papua Diving Resort, perairan Irian Jaya Barat.

Teriknya matahari dan cerahnya udara justru membuat gemas para tamu untuk kembali menyelam dan menyelam. Cahaya matahari kerap menembus celah-celah gelombang laut sampai ke karang. Keelokan pemandangan dan biota lautnya memang membuat kesan mendalam bagi para wisatawan. Bagi pencinta wisata pesisir dan bawah air yang fanatik, Raja Ampat sangat dikenal bahkan dinilai terbaik di dunia untuk kualitas terumbu karangnya.

Banyak fotografer bawah laut internasional mengabadikan pesona laut Raja Ampat. Bahkan ada yang datang berulang kali dan membuat buku khusus tentang keindahan terumbu karang dan biota laut kawasan ini. Pertengahan 2006 lalu, tim khusus dari majalah petualangan ilmiah terkemuka dunia, National Geographic, membuat liputan di Raja Ampat yang akan menjadi laporan utama pada 2007.

Sebanyak 610 Pulau

Raja Ampat adalah pecahan Kabupaten Sorong, sejak 2003. Kabupaten berpenduduk 31.000 jiwa ini memiliki 610 pulau (hanya 35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, namun hanya 6.000 km2 berupa daratan, 40.000 km2 lagi lautan. Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat. Mereka seakan ingin menjelajahi seluruh perairan di “Kepala Burung” Pulau Papua.

Wilayah ini sempat menjadi incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sianida. Namun, masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis hewan karang. Luar biasa.

Bank Dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, sejak 2005. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17 kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan kerapu dan rumput laut.

Eksotis

Papua Diving, satu-satunya resor eksotis yang menawarkan wisata bawah laut di kawasan itu, didatangi turis-turis penggemar selam yang betah selama berhari-hari bahkan hingga sebulan penuh mengarungi lekuk-lekuk dasar laut. Mereka seakan tak ingin kembali ke negeri masing-masing karena sudah mendapatkan “pulau surga yang tak ada duanya di bumi ini”.

Pengelolanya tak gampang mempersiapkan tempat bagi wisatawan. Maximillian J Ammer, warga negara Belanda pemilik Papua Diving Resort yang juga pionir penggerak wisata laut kawasan ini, harus mati-matian menyiapkan berbagai fasilitas untuk menarik turis dari mancanegara. Sejak memulai usahanya delapan tahun lalu, banyak dana harus dikeluarkan. Namun, hasilnya juga memuaskan. Setiap tahun resor ini dikunjungi minimal 600 turis spesial yang menghabiskan waktu rata-rata dua pekan.

Penginapan sangat sederhana yang hanya berdinding serta beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75 euro atau Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau sekitar Rp 360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan wisatawan datang dari Eropa. Hanya beberapa wisatawan asal Indonesia yang menginap dan menyelam di sana.

“Turis menyelam hampir setiap hari karena lokasi penyelaman sangat luas dan beragam. Keindahan terumbu karangnya memang bervariasi sehingga banyak pilihan dan mengundang penasaran. Ada turis yang sudah berusia 80 tahun masih kuat menyelam,” tutur Max Ammer yang beristrikan perempuan Manado.

Tiga tahun lalu, Papua Diving membangun penginapan modern tak jauh dari lokasi pertama. Ternyata, penginapan yang dibangun dengan mengandalkan bahan bangunan lokal ini hampir selalu penuh dipesan. Padahal tarifnya mencapai 225 euro atau sekitar Rp 2,7 juta per malam. Di lokasi yang baru, dilengkapi peralatan modern, termasuk fasilitas telepon internasional dan internet.

Turis ke Raja Ampat hanya ingin ke Papua Diving di Pulau Mansuar karena fasilitas dan pelayannya sudah berstandar internasional, juga makanannya. Mereka mendarat di Bandara Domne Eduard Osok, Sorong, langsung menuju lokasi dengan kapal cepat berkapasitas sekitar 10 orang yang tarifnya Rp 3,2 juta sekali jalan. Perlu waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai Mansuar.

Seperti pulau lainnya, Mansuar tampak asri karena hutannya masih terjaga dan air lautnya pun bersih sehingga biota laut yang tidak jauh dari permukaan bisa terlihat jelas. Turis cukup berenang atau ber-snorkelling untuk melihat keindahan laut, sedangkan jika ingin mengamati langsung kecantikan biota laut di kedalaman, mereka harus menyelam.


pantai belitung, Bangka-Belitung


Dulu Belitung adalah pulau Timah, padahal sesungguhnya Belitung adalah pulau istimewa dengan keindahan pantai-pantai berbatu granit artistik, air laut jernih, dan pantai berpasir yang benar-benar putih, tidak dijumpai di tempat lain. Kami berjuang sejak tahun 2000 memperkenalkan keindahan Belitung di internet melalui BelitungIsland.COM agar perlahan-lahan pulau istimewa ini bisa mengalihkan ketergantungan ekonominya dari timah. Mari dukung kami bersama ribuan orang yang sudah pernah berlibur ke Belitung. Sebagian kecil pengunjung sudah memberikan dukungan dengan mempercayakan pengaturan liburannya ke Belitung bersama kami dengan membeli Paket Wisata yang sudah kami tawarkan sejak tahun 2006, sebagai penyedia program tour pertama di Belitung.

pantai klara

WISATA PANTAI ASYIK JOGJA


Gunung kidul (Wonosari), memiliki pantai-pantai yang cukup indah. Seperti Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Wedi Ombo, dan sebagainya. Pantai-pantai ini masih alami, bersih, biru dengan pasir putihnya. Dengan ombak yang cukup besar dengan suara gemuruhnya.
letaknya memang cukup jauh dari kota Yogya, kurang lebih 63 km sebelah tenggara kota Yogya. Tepatnya di kecamatan Tepus, Gunungkidul. Anda mungkin memerlukan waktu tersendiri untuk menikmati keindahan pantai ini.
Apabila jadwal perjalanan Anda di kota Yogya cukup padat dengan waktu yang terbatas, mungkin Anda akan berpikir dua kali untuk menuju tempat ini. Mungkin Anda akan mencari tempat-tempat wisata yang dekat-dekat dengan pusat kota saja. Anda tentu akan memutuskan untuk ke Parangtritis, Samas, dan sekitarnya yang relatif lebih dekat dengan pusat kota Yogya ketimbang ke pantai-pantai di Gunungkidul. Hal ini bisa dimaklumi.
Tapi bila Anda bosan dengan pantai yang itu-itu lagi, tidak ada salahnya Anda meilirik pantai-pantai di Gunungkidul. Anda akan menikmati keajaiban perjalanan yang unik, yang tidak ada di tempat lain. Anda akan melawati perjalanan yang seperti di Puncak, dengan jalan-jalan yang naik menanjak berkelak-kelok. Anda menaiki pegunungan seribu, dan dari puncak ketinggian Anda dapat melihat pusat kota Yogya jauh di bawah sana, kecil sekali. Anda seperti di atas awan. Kemudian jalan kembali landai dan menurun menjelang sampai ke pantai selatan.
Disini Anda akan melihat kanan-kiri Anda adalah pegunungan seribu, pegunungan kapur yang menurut orang gersang dan tandus, kurang air terutama bila musim kemarau tiba. Tapi manakala musim penghujan semua tanda-tanda itu sirna, tidak ada. Semuanya sangat hijau, subur dan menyenangkan.
Pantai-pantai ini masih sederetan dengan Parangtritis, Samas, Glagah dan sebagainya. Dan sebagaimana pantai selatan yang menghadap laut lepas, ombaknya sangat besar dengan suara yang bergemuruh. Dengan pantai yang memiliki pasir putih, dan beberapa pantai cukup landai sementara yang lain ada yang curam, airnya sangat biru menandankan kedalamannya.
Anda dapat mandi dan bermain-main di pantai ini, yang penting Anda tahu batas-batas mana yang berbahaya dan mana yang aman. Karena sebagaimana pantai selatan semua memiliki ombak yang cukup besar.
Jalan-jalan menuju pantai sudah dibangun dengan bagus, guna memudahkan wisatawan dan membuat nyaman perjalanan Anda. Jika Anda terbiasa dengan kebisingan kota, inilah tempat untuk melepaskan kejenuhan dan menikmati benar-benar keindahan alam. Beberapa pantai sudah memilikitempat peristirahatan, tempat penginapan, sementara beberapa lagi masih benar-benar perawan, alami bahkan mungkin hanya ada beberapa rumah penduduk asli. Jika Anda suka tantangan cobalah ke pantai-pantai di Gunungkidul.

pantai depok
PANTAI DEPOK
Setelah lama banget gak nulis, akhirnya ada ide buat nulis tentang lanjutan dari kebangkitan Ilkom 2004,,, Kok judulnya ama isinya gak nyambung?
Tenang jek!! Masih ada nyambungnya kok, coz memang cerita nyata ini ber-setting di Pantai Depok.. Pantai yang tetanggaan sama parangtritis, tapi bedanya disini banyak berdiri rumah makan yang masakin ikan pilihan kita hasil dari belanja di pelelangan.
Asik banget kan?? Klo rumah makan yang akhir2 ini berdiri dengan konsep pilih sendiri ikanmu kemungkinan juga ikut-ikutan rumah makan yang banyak berdiri di pantai Depok ini.
Bedanya, ikan yang disini bener2 masih fresh!! Kenapa?? Ya jelas aja, lha wong begitu nelayan berlabuh, ikannya dilelang disitu lalu oleh pedagang-pedagang disana dijual lagi kepada para pengunjung yang nantinya bisa dibawa pulang atau memilih untuk dimasakin ama warung-warung yang banyak berdiri disitu sambil menikmati pemandangan pantai

makanan hasil ikan pantai depok

salah satu hasil ikan pantai depok yang udah di masak….hmm…….nyamiiii………

SAMAS

PANTAI SAMAS

Samas, salah satu pantai selatannya Jogja. Pantai indah dan asyik buat tamasya. Asyik pula buat jogging pagi. Tepatnya kota bantul ke selatan. Atau sebelah barat pantai Parangtritis.
Tiap Minggu pagi yang cerah banyak para remaja yang jogging sepanjang jalan Samas. Ke mana lagi kalau bukan ke pantai. Tak hanya sendiri jogging, namun juga ditemani oleh kekasih.
Buat yang ngga’ punya kekasih atau pacar bisa juga cari jodoh di sepanjang jalan atau di lokasi pantai. Buat di jalan caranya ga’ susah. Deketin aja buat jogging bareng. Terus Tanya-tanya nomer hp. Udah sehat dapet kenalan pula.
Di pantai ga’ kalah seru. Kita bisa lihat ombak, hirup udara segar, main air, main pasir, bahkan bisa juga cari kenalan lagi. Caranya sih sama, Cuma ga’ perlu lari lagi.
Terik matahari mulai memanasi tubuh. Mau pulang jalan kaki takut item dan kepanasan. Jangan khawatir. Kita bisa naik bus Samas-Jogja atau bus N. Yah mungkin mending bayar dikitlah daripada item. Terlebih lagi entar bisa ketemu lagi sama temen-temen buat ajak ngobrol.
Ok, buat yang penasaran monggo coba sendiri. Nggak perlu capek lari, pakai sepeda motor juga bisa

PARISPARISPARANG TRITIS

PANTAI PARANG TRITIS

Pantai Parangtritis adalah salah satu pantai yang mesti dikunjungi, bukan cuma karena merupakan pantai yang paling populer di Yogyakarta, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan kawasan Merapi. Pantai yang terletak 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidul.
Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri. Konon, seseorang bernama Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus-ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (=batu) dan tumaritis (=tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.

Sejumlah pengalaman wisata bisa dirasakan di pantai ini. Menikmati pemandangan alam tentu menjadi yang paling utama. Pesona alam itu bisa diintip dari berbagai lokasi dan cara sehingga pemandangan yang dilihat lebih bervariasi dan anda pun memiliki pengalaman yang berbeda. Bila anda berdiri di tepian pantainya, pesona alam yang tampak adalah pemandangan laut lepas yang maha luas dengan deburan ombak yang keras serta tebing-tebing tinggi di sebelah timurnya.

Untuk menikmatinya, anda bisa sekedar berjalan dari arah timur ke barat dan memandang ke arah selatan. Selain itu, anda juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar anda melewati rute serupa tanpa lelah. Ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai. Biayanya, anda bisa membicarakan dengan para penyewa jasa.

Usai menikmati pemandangan Parangtritis dari tepian pantai, anda bisa menuju arah Gua Langse untuk merasakan pengalaman yang berbeda. Di jalan tanah menuju Gua Langse, anda bisa melihat ke arah barat dan menyaksikan keindahan lain Parangtritis. Gulungan ombak besar yang menuju tepian pantai akan terlihat berwarna perak karena sinar matahari, dan akan berwarna menyerupai emas bila sinar matahari mulai memerah atau menjelang senja. Pemandangan eksotik ini sempat dinikmati YogYES ketika berkunjung beberapa hari lalu.

Puas dengan pemandangan alamnya anda bisa menikmati pengalaman wisata lain dengan menuju tempat-tempat bersejarah yang terdapat di sekitar Pantai Parangtritis. Salah satunya adalah Makam Syeh Bela Belu yang terletak di jalan menuju pantai. Anda bisa naik melalui tangga yang menghubungkan jalan raya dengan bukit tempat makam sakral ini. Umumnya, banyak peziarah datang pada hari Selasa kliwon.

Selesai mengunjungi makam, anda bisa menantang diri untuk menuju Gua Langse, gua yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dan melalui tebing setinggi 400 meter dengan sudut kemiringan hampir 900. Untuk memasuki gua yang juga sering disebut sebagai Gua Ratu Kidul ini, anda harus meminta ijin pada juru kuncinya terlebih dahulu. Menurut salah seorang penjaga Pantai Depok yang di waktu mudanya sering menuruni gua, anda bisa melihat pemandangan laut selatan yang lebih indah begitu berhasil memasuki gua.

Pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Cina, anda bisa melihat prosesi upacara Peh Cun di Parangtritis. Peh Cun, berasal dari kata peh yang berarti dayung dan cun yang berarti perahu, merupakan bentuk syukur masyarakat Tioghoa kepada Tuhan. Perayaan ini juga bermaksud mengenang Khut Gwan (Qi Yuan), seorang patriot dan sekaligus menteri pada masa kerajaan yang dikenal loyalitasnya pada raja hingga ia difitnah oleh rekannya dan memilih bunuh diri.

Perayaan Peh Cun di Parangtritis tergolong unik karena tidak diisi dengan atraksi mendayung perahu berhias naga seperti di tempat lain, tetapi dengan atraksi telur berdiri. Atraksi dimulai sekitar pukul 11.00 dan memuncak pada pukul 12.00. Pada tengah hari, menurut kepercayaan, telur bisa berdiri tegak tanpa disangga. Namun, begitu memasuki pukul 13.00, telur akan terjatuh dengan sendirinya dan tak bisa didirikan lagi.

Untuk mencapai Parangtritis, anda bisa memilih dua rute. Pertama, rute Yogyakarta – Imogiri – Siluk – Parangtritis yang menawarkan pemandangan sungai dan bukit karang. Kedua, melewati rute Yogyakarta – Parangtritis yang bisa ditempuh dengan mdah karena jalan yang relatif baik. Disarankan, anda tidak mengenakan baju berwarna hijau untuk menghormati penduduk setempat yang percaya bahwa baju hijau bisa membawa petaka.

NGRENEANNGRENEAN

PANTAI NGRENEAN

Pantai ngrenean terletak sebelah barat Pantai Baron lebih kurang 9 km. Objekyang bisa dinikmati selain pemandangan pantainya yang indah, pengunjung bisa menyaksikan akuarium raksasa. Beragam jenis ikan laut maupun habitat laut lainnya, dapat disaksikan lewat akuarium.Di pantai ini terdapat pula gardu pandang yang dibangun di atas bukit. Dari sini wisatawan bisa memandang indahnya laut lepas, sembari menikmati semilirnya angin laut.

BARONBARONBARON

Pantai Baron

Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23 Km arah selatan kota Wonosari, merupakan pantai pertama yang ditemui dari rangkaian kawasan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan SundakBaron merupakan pantai yang memiliki banyak fasilitas seperti: gardu pandang di atas bukit untuk memandang bentangan panorama nan indah, panggung pertunjukan, sungai bawah tanah dan di sana kita bisa mendapatkan ikan laut yang segar maupun siap saji dengan harga menawan. Pada hari-hari tertentu terutama pada Bulan Sura Tahun Jawa masyarakat di sekitar Pantai Baron menyelenggarakan Upacara Labuhan Laut yang intinya adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panenan ikan yang melimpah, namun ada juga semacam “mitos” bahwa acara tersebut sekaligu untuk mohon restu kepada “penguasa laut selatan”, agar para nelayan dalam mencari ikan dapat berjalan lancar dan selamat.
Pantai ini merupakan teluk yang diapat oleh dinding bukit yang hujau yang dipenuhi pohon kelapa. pantai ini juga terdapat muara sungai bawah tanah yang bisa

kukupkukupkukup

Pantai Kukup
Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km di sebelah Timur Pantai Baron. Pantainya landai berpasir putih dan terdapat jalan setapak yang membelah bukit sampai Pantai Baron, serta sebuah pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan senggol dari atas Pulau karang kita dapat melihat hamparan pantai yang cukup luas dan sangat indah.Selain itu pantai ini kaya akan biota laut dan juga terkenal dengan beragam ikan hias air laut yang sangat indah di Aquarium Laut atau yang dijajakan oleh para pedagang di sepanjang pantai. Di pantai ini juga terdapat pendopo cottege dengan fasilitas yang memadai. Sama seperti di Pantai Baron, di setiap bulan Sura di pantai ini juga diadakan Sedekah Laut.

ndrini

PANTAI NDRINI

Pantai Drini (Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari) Gunung Kidul, Yogyakarta. Istimewanya, pantai ini terdapat pulau karang yang ditumbuh pohon Drini dimana konon kayunya dapat dipakai sebagai penangkal ular berbisa.
Di atas pula karang ini dibangun Mercusuar dimana jika kita memandang dari menaranya, (mercusuar, Pantai Drini) akan terlihat pantai-pantai di sekitarnya yang belum terjamah.
Lebih nikmat lagi jika traveling kita diakhiri dengan ikan goreng atau bakar dengan sambal dan lalap di sini.

SEPANJANG

PANTAI SEPANJANG

Pantai Sepanjang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23 Km arah selatan kota Wonosari. Sepanjang memiliki garis pantai yang panjang, pasir berwarna putih yang masih terjaga, dan ombak yang sedang. Kondisi pantai ini mirip Kuta.

krakal

PANTAI KRAKAL
Pantai Krakal terletak di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 3 km di sebelah timur dari deretan Pantai Baron-Kukup-Sepanjang-Drini dan merupakan pantai terpanjang dibanding pantai lainnya dengan bentangan pasir putih yang landai. Pantai Krakal, bentuk pantainya landai, berpasir putih, terhampar sepanjang lebih dari 5 km

sundaksundak

PANTAI SUNDAK

Nama pantai Sundak mulai digunakan setelah pantai ini menjadi tempat pertarungan anjing dan landak. Pertarungan terjadi karena seekor aning yang sedang kelaparan secara kebetulan berjumpa dengan seekor landak. Disana, terdapat batu-batu karang kecil berjajar dan menjadi persembunyian biota-biota laut. Daya tarik lain pantai ini adalah pohon-pohon yang membuatnya sejuk, hembusan angin laut diosekitar pantai akan semakin membuat kita betah dan ingin kembali kesini

Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mengasyikkan, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.
Agar tahu bagaimana evolusinya, maka pengunjung mesti tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika YogYES berkunjung terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.

Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.

Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah (membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah). Saat YogYES datang wedi tengah tidak terbelah.

Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.

Tak dinyana, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.

Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.

Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir. Datanglah, semua yang di sana sudah menunggu

siung

PANTAI SIUNG
Lokasi yang cukup jauh dari kota jogjakarta tidak menyurutkan niatan kami untuk mencapai pantai siung. Sebuah pantai di daerah gunung kidul, masih di propinsi Jogjakarta. Perjalanan menuju ke sana ditempuh sampai dengan dua jam lebih, mungkin bisa mancapai tiga jam jika menggunakan mobil. Dari Jogjakarta perjalanan dimulai menuju arah Wonosari, kota di pinggiran jogjakarta yang untuk menuju ke sana harus melewati jalan yang menanjak dan cukup berliku.

Dari Wonosari, perjalanan dilanjutkan menuju arah pantai Sundak. Tak kalah seramnya jalanan menuju ke sana, melewati desa Tepus. Yang saya kagumi betapa aspal di daerah ini cukup halus, berbeda dengan jalan-jalan di Jakarta yang banyak lubangnya. Melewati desa Tepus akan ada persimpangan jalan, kekiri menuju pantai siung dan ke kanan menuju sundak. Ke kiri lah kami memilih, karena memang rencana kami ke sana.
Pemandangan indah sudah disuguhkan dari sini, pepohonan hijau, bahkan setelah portal penjagaan menuju pantai yang mengharuskan kami membayar retribusi sebesar Rp.2000,00 per kepala, terdapat pemandangan laut yang indah terlihat dari atas bukit, biru, luas terbentang. Menandakan tidak jauh dari target lokasi.
Pantai siung merupakan pantai yang diapit oleh karang-karang. Jangan mandi di pantai ini, apalagi berenang. Karena seperti kebayakan pantai laut selatan, ombaknya cukup besar dan menyeret. Sangat cocok untuk orang yang hoby potografi, banyak target pemotretan di sini. Selain itu ada pula karang yang diperuntukkan untuk dipanjat, beberapa pemanjat tebing kadang melakukan pemanjatan diantara karang-karang di pantai ini.
Sangat disayangkan kami tidak dapat melihat sunset saat itu, karena memang waktu yang tidak mengijinkan kami. Sepulang dari pantai kami mampir di city view Jogjakarta, setelah kota Wonosari. Pemandangan di sini pun cukup lumayan. Tapi sayang sore hari hujan mengguyur kota dan menemani kami pulang

  • wedi ombowedi ombo