Gunung kidul (Wonosari), memiliki pantai-pantai yang cukup indah. Seperti Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Wedi Ombo, dan sebagainya. Pantai-pantai ini masih alami, bersih, biru dengan pasir putihnya. Dengan ombak yang cukup besar dengan suara gemuruhnya.
letaknya memang cukup jauh dari kota Yogya, kurang lebih 63 km sebelah tenggara kota Yogya. Tepatnya di kecamatan Tepus, Gunungkidul. Anda mungkin memerlukan waktu tersendiri untuk menikmati keindahan pantai ini.
Apabila jadwal perjalanan Anda di kota Yogya cukup padat dengan waktu yang terbatas, mungkin Anda akan berpikir dua kali untuk menuju tempat ini. Mungkin Anda akan mencari tempat-tempat wisata yang dekat-dekat dengan pusat kota saja. Anda tentu akan memutuskan untuk ke Parangtritis, Samas, dan sekitarnya yang relatif lebih dekat dengan pusat kota Yogya ketimbang ke pantai-pantai di Gunungkidul. Hal ini bisa dimaklumi.
Tapi bila Anda bosan dengan pantai yang itu-itu lagi, tidak ada salahnya Anda meilirik pantai-pantai di Gunungkidul. Anda akan menikmati keajaiban perjalanan yang unik, yang tidak ada di tempat lain. Anda akan melawati perjalanan yang seperti di Puncak, dengan jalan-jalan yang naik menanjak berkelak-kelok. Anda menaiki pegunungan seribu, dan dari puncak ketinggian Anda dapat melihat pusat kota Yogya jauh di bawah sana, kecil sekali. Anda seperti di atas awan. Kemudian jalan kembali landai dan menurun menjelang sampai ke pantai selatan.
Disini Anda akan melihat kanan-kiri Anda adalah pegunungan seribu, pegunungan kapur yang menurut orang gersang dan tandus, kurang air terutama bila musim kemarau tiba. Tapi manakala musim penghujan semua tanda-tanda itu sirna, tidak ada. Semuanya sangat hijau, subur dan menyenangkan.
Pantai-pantai ini masih sederetan dengan Parangtritis, Samas, Glagah dan sebagainya. Dan sebagaimana pantai selatan yang menghadap laut lepas, ombaknya sangat besar dengan suara yang bergemuruh. Dengan pantai yang memiliki pasir putih, dan beberapa pantai cukup landai sementara yang lain ada yang curam, airnya sangat biru menandankan kedalamannya.
Anda dapat mandi dan bermain-main di pantai ini, yang penting Anda tahu batas-batas mana yang berbahaya dan mana yang aman. Karena sebagaimana pantai selatan semua memiliki ombak yang cukup besar.
Jalan-jalan menuju pantai sudah dibangun dengan bagus, guna memudahkan wisatawan dan membuat nyaman perjalanan Anda. Jika Anda terbiasa dengan kebisingan kota, inilah tempat untuk melepaskan kejenuhan dan menikmati benar-benar keindahan alam. Beberapa pantai sudah memilikitempat peristirahatan, tempat penginapan, sementara beberapa lagi masih benar-benar perawan, alami bahkan mungkin hanya ada beberapa rumah penduduk asli. Jika Anda suka tantangan cobalah ke pantai-pantai di Gunungkidul.
PANTAI DEPOK
Setelah lama banget gak nulis, akhirnya ada ide buat nulis tentang lanjutan dari kebangkitan Ilkom 2004,,, Kok judulnya ama isinya gak nyambung?
Tenang jek!! Masih ada nyambungnya kok, coz memang cerita nyata ini ber-setting di Pantai Depok.. Pantai yang tetanggaan sama parangtritis, tapi bedanya disini banyak berdiri rumah makan yang masakin ikan pilihan kita hasil dari belanja di pelelangan.
Asik banget kan?? Klo rumah makan yang akhir2 ini berdiri dengan konsep pilih sendiri ikanmu kemungkinan juga ikut-ikutan rumah makan yang banyak berdiri di pantai Depok ini.
Bedanya, ikan yang disini bener2 masih fresh!! Kenapa?? Ya jelas aja, lha wong begitu nelayan berlabuh, ikannya dilelang disitu lalu oleh pedagang-pedagang disana dijual lagi kepada para pengunjung yang nantinya bisa dibawa pulang atau memilih untuk dimasakin ama warung-warung yang banyak berdiri disitu sambil menikmati pemandangan pantai
salah satu hasil ikan pantai depok yang udah di masak….hmm…….nyamiiii………
PANTAI SAMAS
Samas, salah satu pantai selatannya Jogja. Pantai indah dan asyik buat tamasya. Asyik pula buat jogging pagi. Tepatnya kota bantul ke selatan. Atau sebelah barat pantai Parangtritis.
Tiap Minggu pagi yang cerah banyak para remaja yang jogging sepanjang jalan Samas. Ke mana lagi kalau bukan ke pantai. Tak hanya sendiri jogging, namun juga ditemani oleh kekasih.
Buat yang ngga’ punya kekasih atau pacar bisa juga cari jodoh di sepanjang jalan atau di lokasi pantai. Buat di jalan caranya ga’ susah. Deketin aja buat jogging bareng. Terus Tanya-tanya nomer hp. Udah sehat dapet kenalan pula.
Di pantai ga’ kalah seru. Kita bisa lihat ombak, hirup udara segar, main air, main pasir, bahkan bisa juga cari kenalan lagi. Caranya sih sama, Cuma ga’ perlu lari lagi.
Terik matahari mulai memanasi tubuh. Mau pulang jalan kaki takut item dan kepanasan. Jangan khawatir. Kita bisa naik bus Samas-Jogja atau bus N. Yah mungkin mending bayar dikitlah daripada item. Terlebih lagi entar bisa ketemu lagi sama temen-temen buat ajak ngobrol.
Ok, buat yang penasaran monggo coba sendiri. Nggak perlu capek lari, pakai sepeda motor juga bisa
PANTAI PARANG TRITIS
Pantai Parangtritis adalah salah satu pantai yang mesti dikunjungi, bukan cuma karena merupakan pantai yang paling populer di Yogyakarta, tetapi juga memiliki keterkaitan erat dengan beragam objek wisata lainnya, seperti Kraton Yogyakarta, Pantai Parangkusumo dan kawasan Merapi. Pantai yang terletak 27 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga merupakan bagian dari kekuasaan Ratu Kidul.
Penamaan Parangtritis memiliki kesejarahan tersendiri. Konon, seseorang bernama Dipokusumo yang merupakan pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah ini beratus-ratus tahun lalu untuk melakukan semedi. Ketika melihat tetesan-tetesan air yang mengalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini menjadi parangtritis, dari kata parang (=batu) dan tumaritis (=tetesan air). Pantai yang terletak di daerah itu pun akhirnya dinamai serupa.
Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.
Sejumlah pengalaman wisata bisa dirasakan di pantai ini. Menikmati pemandangan alam tentu menjadi yang paling utama. Pesona alam itu bisa diintip dari berbagai lokasi dan cara sehingga pemandangan yang dilihat lebih bervariasi dan anda pun memiliki pengalaman yang berbeda. Bila anda berdiri di tepian pantainya, pesona alam yang tampak adalah pemandangan laut lepas yang maha luas dengan deburan ombak yang keras serta tebing-tebing tinggi di sebelah timurnya.
Untuk menikmatinya, anda bisa sekedar berjalan dari arah timur ke barat dan memandang ke arah selatan. Selain itu, anda juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar anda melewati rute serupa tanpa lelah. Ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai. Biayanya, anda bisa membicarakan dengan para penyewa jasa.
Usai menikmati pemandangan Parangtritis dari tepian pantai, anda bisa menuju arah Gua Langse untuk merasakan pengalaman yang berbeda. Di jalan tanah menuju Gua Langse, anda bisa melihat ke arah barat dan menyaksikan keindahan lain Parangtritis. Gulungan ombak besar yang menuju tepian pantai akan terlihat berwarna perak karena sinar matahari, dan akan berwarna menyerupai emas bila sinar matahari mulai memerah atau menjelang senja. Pemandangan eksotik ini sempat dinikmati YogYES ketika berkunjung beberapa hari lalu.
Puas dengan pemandangan alamnya anda bisa menikmati pengalaman wisata lain dengan menuju tempat-tempat bersejarah yang terdapat di sekitar Pantai Parangtritis. Salah satunya adalah Makam Syeh Bela Belu yang terletak di jalan menuju pantai. Anda bisa naik melalui tangga yang menghubungkan jalan raya dengan bukit tempat makam sakral ini. Umumnya, banyak peziarah datang pada hari Selasa kliwon.
Selesai mengunjungi makam, anda bisa menantang diri untuk menuju Gua Langse, gua yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 km dan melalui tebing setinggi 400 meter dengan sudut kemiringan hampir 900. Untuk memasuki gua yang juga sering disebut sebagai Gua Ratu Kidul ini, anda harus meminta ijin pada juru kuncinya terlebih dahulu. Menurut salah seorang penjaga Pantai Depok yang di waktu mudanya sering menuruni gua, anda bisa melihat pemandangan laut selatan yang lebih indah begitu berhasil memasuki gua.
Pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Cina, anda bisa melihat prosesi upacara Peh Cun di Parangtritis. Peh Cun, berasal dari kata peh yang berarti dayung dan cun yang berarti perahu, merupakan bentuk syukur masyarakat Tioghoa kepada Tuhan. Perayaan ini juga bermaksud mengenang Khut Gwan (Qi Yuan), seorang patriot dan sekaligus menteri pada masa kerajaan yang dikenal loyalitasnya pada raja hingga ia difitnah oleh rekannya dan memilih bunuh diri.
Perayaan Peh Cun di Parangtritis tergolong unik karena tidak diisi dengan atraksi mendayung perahu berhias naga seperti di tempat lain, tetapi dengan atraksi telur berdiri. Atraksi dimulai sekitar pukul 11.00 dan memuncak pada pukul 12.00. Pada tengah hari, menurut kepercayaan, telur bisa berdiri tegak tanpa disangga. Namun, begitu memasuki pukul 13.00, telur akan terjatuh dengan sendirinya dan tak bisa didirikan lagi.
Untuk mencapai Parangtritis, anda bisa memilih dua rute. Pertama, rute Yogyakarta – Imogiri – Siluk – Parangtritis yang menawarkan pemandangan sungai dan bukit karang. Kedua, melewati rute Yogyakarta – Parangtritis yang bisa ditempuh dengan mdah karena jalan yang relatif baik. Disarankan, anda tidak mengenakan baju berwarna hijau untuk menghormati penduduk setempat yang percaya bahwa baju hijau bisa membawa petaka.
PANTAI NGRENEAN
Pantai ngrenean terletak sebelah barat Pantai Baron lebih kurang 9 km. Objekyang bisa dinikmati selain pemandangan pantainya yang indah, pengunjung bisa menyaksikan akuarium raksasa. Beragam jenis ikan laut maupun habitat laut lainnya, dapat disaksikan lewat akuarium.Di pantai ini terdapat pula gardu pandang yang dibangun di atas bukit. Dari sini wisatawan bisa memandang indahnya laut lepas, sembari menikmati semilirnya angin laut.
Pantai Baron
Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23 Km arah selatan kota Wonosari, merupakan pantai pertama yang ditemui dari rangkaian kawasan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan SundakBaron merupakan pantai yang memiliki banyak fasilitas seperti: gardu pandang di atas bukit untuk memandang bentangan panorama nan indah, panggung pertunjukan, sungai bawah tanah dan di sana kita bisa mendapatkan ikan laut yang segar maupun siap saji dengan harga menawan. Pada hari-hari tertentu terutama pada Bulan Sura Tahun Jawa masyarakat di sekitar Pantai Baron menyelenggarakan Upacara Labuhan Laut yang intinya adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panenan ikan yang melimpah, namun ada juga semacam “mitos” bahwa acara tersebut sekaligu untuk mohon restu kepada “penguasa laut selatan”, agar para nelayan dalam mencari ikan dapat berjalan lancar dan selamat.
Pantai ini merupakan teluk yang diapat oleh dinding bukit yang hujau yang dipenuhi pohon kelapa. pantai ini juga terdapat muara sungai bawah tanah yang bisa
Pantai Kukup
Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km di sebelah Timur Pantai Baron. Pantainya landai berpasir putih dan terdapat jalan setapak yang membelah bukit sampai Pantai Baron, serta sebuah pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan senggol dari atas Pulau karang kita dapat melihat hamparan pantai yang cukup luas dan sangat indah.Selain itu pantai ini kaya akan biota laut dan juga terkenal dengan beragam ikan hias air laut yang sangat indah di Aquarium Laut atau yang dijajakan oleh para pedagang di sepanjang pantai. Di pantai ini juga terdapat pendopo cottege dengan fasilitas yang memadai. Sama seperti di Pantai Baron, di setiap bulan Sura di pantai ini juga diadakan Sedekah Laut.
PANTAI NDRINI
Pantai Drini (Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari) Gunung Kidul, Yogyakarta. Istimewanya, pantai ini terdapat pulau karang yang ditumbuh pohon Drini dimana konon kayunya dapat dipakai sebagai penangkal ular berbisa.
Di atas pula karang ini dibangun Mercusuar dimana jika kita memandang dari menaranya, (mercusuar, Pantai Drini) akan terlihat pantai-pantai di sekitarnya yang belum terjamah.
Lebih nikmat lagi jika traveling kita diakhiri dengan ikan goreng atau bakar dengan sambal dan lalap di sini.
PANTAI SEPANJANG
Pantai Sepanjang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 23 Km arah selatan kota Wonosari. Sepanjang memiliki garis pantai yang panjang, pasir berwarna putih yang masih terjaga, dan ombak yang sedang. Kondisi pantai ini mirip Kuta.
PANTAI KRAKAL
Pantai Krakal terletak di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 3 km di sebelah timur dari deretan Pantai Baron-Kukup-Sepanjang-Drini dan merupakan pantai terpanjang dibanding pantai lainnya dengan bentangan pasir putih yang landai. Pantai Krakal, bentuk pantainya landai, berpasir putih, terhampar sepanjang lebih dari 5 km
PANTAI SUNDAK
Nama pantai Sundak mulai digunakan setelah pantai ini menjadi tempat pertarungan anjing dan landak. Pertarungan terjadi karena seekor aning yang sedang kelaparan secara kebetulan berjumpa dengan seekor landak. Disana, terdapat batu-batu karang kecil berjajar dan menjadi persembunyian biota-biota laut. Daya tarik lain pantai ini adalah pohon-pohon yang membuatnya sejuk, hembusan angin laut diosekitar pantai akan semakin membuat kita betah dan ingin kembali kesini
Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mengasyikkan, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.
Agar tahu bagaimana evolusinya, maka pengunjung mesti tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika YogYES berkunjung terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.
Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.
Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah (membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah). Saat YogYES datang wedi tengah tidak terbelah.
Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.
Tak dinyana, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.
Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.
Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?
Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir. Datanglah, semua yang di sana sudah menunggu
PANTAI SIUNG
Lokasi yang cukup jauh dari kota jogjakarta tidak menyurutkan niatan kami untuk mencapai pantai siung. Sebuah pantai di daerah gunung kidul, masih di propinsi Jogjakarta. Perjalanan menuju ke sana ditempuh sampai dengan dua jam lebih, mungkin bisa mancapai tiga jam jika menggunakan mobil. Dari Jogjakarta perjalanan dimulai menuju arah Wonosari, kota di pinggiran jogjakarta yang untuk menuju ke sana harus melewati jalan yang menanjak dan cukup berliku.
Dari Wonosari, perjalanan dilanjutkan menuju arah pantai Sundak. Tak kalah seramnya jalanan menuju ke sana, melewati desa Tepus. Yang saya kagumi betapa aspal di daerah ini cukup halus, berbeda dengan jalan-jalan di Jakarta yang banyak lubangnya. Melewati desa Tepus akan ada persimpangan jalan, kekiri menuju pantai siung dan ke kanan menuju sundak. Ke kiri lah kami memilih, karena memang rencana kami ke sana.
Pemandangan indah sudah disuguhkan dari sini, pepohonan hijau, bahkan setelah portal penjagaan menuju pantai yang mengharuskan kami membayar retribusi sebesar Rp.2000,00 per kepala, terdapat pemandangan laut yang indah terlihat dari atas bukit, biru, luas terbentang. Menandakan tidak jauh dari target lokasi.
Pantai siung merupakan pantai yang diapit oleh karang-karang. Jangan mandi di pantai ini, apalagi berenang. Karena seperti kebayakan pantai laut selatan, ombaknya cukup besar dan menyeret. Sangat cocok untuk orang yang hoby potografi, banyak target pemotretan di sini. Selain itu ada pula karang yang diperuntukkan untuk dipanjat, beberapa pemanjat tebing kadang melakukan pemanjatan diantara karang-karang di pantai ini.
Sangat disayangkan kami tidak dapat melihat sunset saat itu, karena memang waktu yang tidak mengijinkan kami. Sepulang dari pantai kami mampir di city view Jogjakarta, setelah kota Wonosari. Pemandangan di sini pun cukup lumayan. Tapi sayang sore hari hujan mengguyur kota dan menemani kami pulang